Kamis, 14 Mei 2015

PELAN-PELAN SAJA

Ku tahu kamu pasti rasa
Apa yang ku rasa
Ku tahu cepat atau lambat
Kamu kan mengerti
Hati bila dipaksakan
Pasti takkan baik
Pantasnya kamu mencintai 
Yang juga cintai dirimu 
Cinta kamu
Reff: 
Lepaskanlah ikatanmu dengan aku  
Biar kamu senang 
Bila berat melupakan aku 
Pelan-pelan saja
Tak ada niat menyakiti 
Inilah hatiku
Pantasnya kamu mencintai 
Yang juga cintai dirimu 
Cinta kamu

Lagu inilah yang dulu dia persembahkan untukku, lagu ini benar-benar mewakili perasaannya, mungkin. Dulu  aku tidak suka mendengar lagu ini, hatiku terasa tersayat, beruntung sekarang sudah biasa saja. Tiap kali aku menelponnya yang menyambut telponku lagu ini, bukan dia.Aku tahu kalau dia sengaja melakukan itu untuk membuatku berhenti mengganggunya.Aku ingin dia mengatakan secara langsung kalau dia sudah tak menyukaiku bagiku itu lebih baik walaupun sakit daripada dia memperlakukanku seperti itu, seolah-olah aku ini hewan yang hina sampai bicara padaku pun dia tidak sudi apalagi memberi penjelasan, saat pertama kali kenal dengannya dimulai dari hal yang baik jika harus berakhir bisakan berakhir dengan baik. Kadang aku merasa lebih buruk dari sampah karena dia membuangku begitu saja. Aku juga punya hati sama seperti dia.Ibarat berkunjung kerumah orang lain langkah pertamanya pasti mengetuk pintu setelah berkunjung jika akan pulang pasti berpamitan dengan situan rumah bukan pergi begitu saja, hatiku seperti rumah itu yang tidak bisa asal datang dan pergi begitu saja. 
Pelan-pelan saja, ya aku tahu itu karena berlaripun aku tetap tak bisa pergi dari perasaan itu, pelan sungguh pelan bahkan lebih pelan dari jalannya siput, aku terus berjalan menata hatiku karena aku tak ingin hancur hanya gara-gara seseorang yang telah mencabik hatiku, aku harus bangkit bahkan aku harus lebih baik dari sebelum aku mengenalnya, cepat atau lambat rasa itu pasti akan sembuh itu yang kutahu disaat itu. pantasnya aku mencintai yang juga mencintaiku, aku tidak tahu siapakan yang mencintaiku.
lepaskan ikatanmu dengan aku, aku tak ingin melepaskan ikatan itu tapi aku tahu dengan pasti dia tak ingin mengikat dirinya denganku, aku tak berdaya untuk mempertahankanya, jika aku bersikeras menahanya mungkin aku akan semakin terluka, aku tak pernah merasa senang dengan perpisahan itu, yang merasa senang itu dia bukan aku.
Bila berat melupakn aku pelan-pelan saja, ya melupakannya sungguh berat aku terseok-seok memikul beban  yang namanya 'melupakan'.Bahkan sampai sekarang pun aku masih ingat semuanya hanya saja beban berat tersebut sudah habis tercecer disepanjang jalan yang ku lalui selama bertahun-tahun tanpanya. Dulu aku sangat takut kalau hidupku hancur karena patah hati, aku selalu berusaha menghilangkan rasa sakit itu, aku tidak boleh tidak akan pernah hancur karean siapa pun karena hidupku adalah milikku tak ku biarkan siapa pun menghancurkannya.
Tak ada niat menyakiti inilah hatiku, mungkin memang benar dia tak bernait menyakiti tapi tahukan dia apa yang telah dia lakukan sebenarnya sangat menyakiti sungguh sakit bukan hanya pura-pura sakit, awalnya aku tak mengirakan akan sesakit itu dan tak akan selama itu aku menanggung rasa sakitnya, ku pikir aku hanya sekedar suka bukan bersungguh-sungguh suka. Ternyata aku salah kira.

Sekarang setalah 5 tahun berlalu aku baik-baik saja. Di 2 tahun pertama pasca dicampakannya aku masih merasa terpuruk, tahun ke 3 ku mulai terbiasa dengan rasa sakit dan rasa ingin balas dendamku tumbuh subur, dari awalnya suka dan berharap bersamanya sampai aku ingin melihatnya mati mengenaskan, hehe ternyata aku juga punya sisi gelap yang menngerikan.

Tahun lalu aku kenal seseorang yang begitu berbeda dari yang pernah ku kenal sebelumnya, entah sejak kapan rasa sukaku tumbuh, dari situ aku mulai merasa beruntung telah dicampakkan olehnya, seandainya tidak mungkin aku tak pernah mengenal orang ini. Namun sungguh malang rasa suka itu tinggal rasa, tak apa aku memang kecewa, tapi tak mengapa setidaknya dia sempat jadi obat penawar sakit dan dendamku. Dia seperti pelangi yang muncul setelah hujan reda, yang namanya pelangi selalu indah tapi terlalu tinggi sehingga aku tak mampu menggapainya apalagi memilikinya, cukup dengannya memandangnya dari jauh hingga pelangi itu kembali keperaduannya, selamat jalan pelangi aku akan terus melangkah mencari keindahan yang bisa ku raih dan akan ku genggam dan tak akan kulepaskan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar